AsbabunNuzul - Sebab Turunnya Ayat Al-Qur'an Imam Jalaluddin As- Suyuthi. Surah At-Taubah Ayat 117; Surah At-Taubah Ayat 122; 10. Surah Yunus. Surah Yunus Ayat 2; 11. Surah Hud. Surah Hud Ayat 5; Surah Hud Ayat 8; Surah Hud Ayat 114; 12. Surah Yusuf. Surah Yusuf Ayat 3; 13. Surah Ar-Ra'd. Surah Ar-Ra'd Ayat 8; Surah Ar-Ra'd Ayat 13; KajianAsbabun Nuzul Ayat 118 dan 119 Qs Al Baqarah Benangmerahdasi - Kajian ASBABUN NUZUL Oleh : Kang Agus Syahid Nomer: 019 Kajian Asbabun Nuzul: Penjelasan tentang turunnya Ayat 118 dan ayat 119 Qs Al Baqarah Ayat 118 Qs Al Baqoroh بسم ﷲ الرحمن الرحيم Danuntuk itulah Allah menciptakan mereka. (Hud: 118-119) Bahwa manusia itu senantiasa berselisih pendapat dalam masalah agamanya hingga terbagi-bagi menjadi berbagai macam pendapat. kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. (Hud: 119) Maka barang siapa yang dirahmati oleh Tuhanmu, berarti dia tidak berselisih pendapat. AsbabunNuzul Surat Al-An'am memuat sebab-sebab turunnya sebagian ayat-ayat pada surat Al-An'am. For faster navigation, this Iframe is preloading the Wikiwand page for Asbabun Nuzul Surah Al-An'am . Home Dandalam Surah Hud ayat 13 yang artinya: "Bahkan mereka mengatakan: 'Muhammad telah membuat-buat Alquran itu. 104 AYAT 105 AYAT 106 AYAT 107 AYAT 108 AYAT 109 AYAT 110 AYAT 111 AYAT 112 AYAT 113 AYAT 114 AYAT 115 AYAT 116 AYAT 117 AYAT 1 Al Baqarah Ayat 1-20; ASBABUN NUZUL SURAH AL FATIHAH; Mengenai Saya Iki zulfikri Kunjungi . Surat Al Isra merupakan surat urutan ke-17 di dalam Alquran. Surat ini masuk ke dalam kategori surat makiyyah karena diturunkan di Mekkah dan memiliki 111 Al Isra ini sendiri mengandung arti perjalanan malam. Oleh sebab itu, dalam surat ini dikisahkan tentang peristiwa perjalanan malam hari dan mikraj Rasulullah SAW. Selain itu, surat Al Isra juga membahas tentang kekuasaan Allah buku Tafsir Al-Quranul Majid An-Nur Jilid 2 oleh Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, kekuasaan Allah SWT yang dibahas dalam surat ini ada pada ayat ke-17. Dalam ayat tersebut, Allah SWT pernah membinasakan kaum setelah Nabi Nuh karena telah mendustakan-Nya. Berikut ini bunyi bacaan surat Al Isra ayat 17وَكَمۡ اَهۡلَكۡنَا مِنَ الۡقُرُوۡنِ مِنۡۢ بَعۡدِ نُوۡحٍ‌ؕ وَكَفٰى بِرَبِّكَ بِذُنُوۡبِ عِبَادِهٖ خَبِيۡرًۢا بَصِيۡرًا‏Artinya “Dan berapa banyak kaum setelah Nuh, yang telah Kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu Yang Maha Mengetahui, Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya.”Bagi yang belum tahu, berikut adalah asbabun nuzul surat Al Isra ayat Nuzul Surat Al Isra Ayat 17Merangkum buku Asbabun Nuzul Sebab-sebab Turunnya Ayat Al-Qur'an oleh Imam As-Suyuthi, asbabun nuzul surat Al Israt ayat 17 ini adalah karena umat-umat kafir terdahulu seperti kaum Aad melakukan kekufuran mereka serta berdusta terhadap Nabi Hud 'Aad merupakan kaum yang pertama kali menyembah berhala setelah bencana banjir yang turun pada zaman Nabi Nuh AS. Mereka menyembah berhala yang diberi nama Shamud, Shada, dan kekafiran kaum 'Aad semakin menjadi-jadi, Allah SWT mengutus seorang dari kalangan mereka sendiri untuk menjadi rasul-Nya dan mengajak mereka kembali ke jalan yang benar. Rasul yang diutus oleh Allah SWT adalah Nabi Hud AS. Nabi Hud AS mengajak kaum 'Aad untuk menyembah Allah dan taat kepada setiap perintah-Nya. Ia juga menjanjikan kebaikan-kebaikan yang akan diperoleh di dunia maupun di akhirat apabila mereka bukannya kembali ke jalan Allah SWT, kaum 'Aad justru mendustakan Nabi Hud AS. Dengan sombongnya, kaum 'Aad menantang Nabi Hud AS untuk bisa menunjukkan kekuatan Allah SWT. Para pemuka kaum 'Aad pun menganggap Nabi Hud AS sebagai orang yang berdusta. Mereka bahkan mengatakan beliau telah kekurangan akal atau kekufuran para pemuka kaum 'Aad, Allah SWT pun murka. Kemudian, Allah mengirimkan azab berupa badai besar yang menghempas dan membinasakan seluruh kaum 'Aad. Sikap kaum 'Aad yang mendustakan rasul Allah SWT dan berpaling dari rahmat-Nya merupakan bukti keingkaran yang nyata. Al-Qur'an Surat Hud Ayat 117-119. وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ . وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً ۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ . إِلَّا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ ۚ وَلِذَٰلِكَ خَلَقَهُمْ ۗ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ "dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah menciptakan mereka. kalimat Tuhanmu keputusanNya telah ditetapkan Sesungguhnya aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia yang durhaka semuanya." QS. Hud 117-119 Memahami Isi Kandungan QS. Hud Ayat 117-119. Ayat ini menginformasikan bahwa kalau dalam suatu negeri masih ada orangorang baik, maka Allah Swt tidaklah akan membinakan negeri itu dengan aniaya, dengan tidak ada sebab. Adzab turun disebabkan perbuatan zalim manusia, maka berbuat baiklah untuk menghindarinya. Kezaliman terjadi bila seseorang mengambil hak orang lain,baik karena ia butuh atau karena ia jahat. Allah Swt Maha Kaya tidak membutuhkan sesuatu. Tidak ada sesuatu yang ada pada manusia atau alam raya yang dibutuhkan Allah, bahkan semua adalah milik-Nya, karena Allah-lah yang menganugerahkannya. Selain itu, perlu dipahami bahwa Allah Swt menciptakan manusia berbeda-beda dan tidak dijadikan bersatu merupakan sunnatullah. Perbedaan ini membawah hikmah yang besar bagi kehidupan manusia. Dengan adanya perbedaan pendapat/pemikiran dapat membuat peradaban manusia berkembang maju. Bisa dibayangkan kalau manusia itu dijadikan satu dalam; keinginannya, ilmunya, wataknya dan seterusnya, maka kehidupan manusia akan berjalan stagnan. Perselisihan adalah rahmat dan nikmat yang sempurna jika manusia pandai membawakannya. Sebab itu, hendaklah dipertinggi kecerdasan dan kesadaran beragama sehingga perselisihan dan perbedaan benar-benar menguntungkan bagi kehidupan manusia. Kalau Allah Swt berkehendak menjadikan semua manusia sama, tanpa perbedaan, maka Dia menciptakan manusia seperti binatang tidak dapat berkreasi dan melakukan pengembangan, baik terhadap dirinya apalagi lingkungannya. Tetapi itu tidak dikehendaki Allah Swt, karena Dia menugaskan manusia sebagai khalifah. Dengan adanya perbedaan itu, manusia dapat berlomba-lomba dalam kebajikan, dan dengan demikian akan terjadi kreatifitas dan peningkatan kualitas. Karena hanya dengan perbedaan dan perlombaan yang sehat, kedua hal itu akan tercapai. Antara lain untuk itulah manusia dianugerahi-Nya kebebesan bertindak, memilah dan memilih. Tetapi ada perbedaan yang tidak direstui Allah Swt. Ada perbedaan yang dikecam-Nya, yaitu perbedaan dalam hal prinsip-prinsip ajaran agama. Allah Swt menganugerahkan manusia akal pikiran, potensi baik dan buruk, dan dalam saat yang sama mengutus para nabi dan rasul, menurunkan kitab suci, untuk mengukuhkan fitrah kesucian yang melengkapi jiwa manusia, dengan harapan kiranya manusia tidak perlu berselisih. Tetapi ternyata sebagian manusia menggunakan potensi-potensinya itu untuk berselisih pula dalam prinsip-prinsip pokok agama. Baca Juga Kandungan Al-Qur’an Surat Al-An’am Ayat 70 Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap Masyarakat Kandungan Al-Qur’an Surat Thaha Ayat 132 Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap Keluarga Kandungan Al-Qur’an Surat At-Tahrim Ayat 6 Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap Keluarga Mereka berselisih menurut kecenderungan, cara berpikir dan hawa nafsu masing-masing, serta bersikeras dengan pendapatnya. Kecuali, orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhan. Karena itu, Allah Swt memperingatkan siapa yang memilih selain ajaran-Nya maka dia terancam oleh siksa-Nya. Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang isi kandungan Al-Qur’an Surat Hud Ayat 117-119 tentang tanggung jawab manusia terhadap masyarakat. Sumber buku Tafsir Ilmu Tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia, 2016. Kunjungilah selalu semoga bermanfaat. Aamiin. وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ ٱلْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ Arab-Latin Wa mā kāna rabbuka liyuhlikal-qurā biẓulmiw wa ahluhā muṣliḥụnArtinya Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. Hud 116 ✵ Hud 118 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangHikmah Mendalam Terkait Surat Hud Ayat 117 Paragraf di atas merupakan Surat Hud Ayat 117 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam hikmah mendalam dari ayat ini. Terdokumentasi aneka ragam penafsiran dari beragam mufassir mengenai makna surat Hud ayat 117, di antaranya sebagaimana di bawah ini📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaDan Tuhanmu wahai Rasul, sekali-kali tidak akan membinasakan suatu negri dari negri-negri yang ada, sedang para penduduknya melakukan perbaikan di muka bumi lagi menjauhi perbuatan kerusakan dan kezhaliman, Sesungguhnya Dia hanya menghancurkan disebabkan oleh tindakan kezhaliman dan kerusakan mereka.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram117. Dan tidaklah Tuhanmu -wahai Rasul- membinasakan suatu negeri apabila penduduknya melakukan perbaikan di muka bumi. Dia akan membinasakannya hanya apabila penduduknya melakukan perusakan melalui perbuatan-perbuatan yang tergolong kafir, zalim dan maksiat.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah117. Dan bagian dari ketetapan Allah yang menunjukkan keadilan dan rahmat-Nya, Dia tidak membinasakan suatu negeri secara zalim yang penduduknya senantiasa melakukan perbaikan; akan tetapi Allah membinasakan negeri yang penduduknya senantiasa berbuat kezaliman dan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah117. وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan Yakni saling menasehati. Allah tidak akan membinasakan mereka sampai perbuatan merusak di bumi telah menjadi sifat mereka.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi ArabiaKebaikan diri dari pribadi seseorang belum tentu memberikan kebaikan bagi orang lain, karena terkadang ia lalai dan mengabaikan keadaan orang-orang disekitarnya, padahal syari'at memerintahkan agar setiap diri memperbaiki dirinya masing-masing dan menyebarkan kebaikan kepada siapapun di sekitarnya, oleh karena itu jadilah anda orang yang baik dan berbuatlah kebaikan.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah117. Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan penduduk suatu negeri dengan semena-mena, sedangkan mereka baik dalam mengerjakan amal agama dan dunia, berupa keimanan dan ibadah dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahTuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim sedangkan penduduknya berbuat kebaikan📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H117 maksudnya, Allah tidak patut membinasakan sebuah negeri secara zhalim, padahal mereka itu “berbuat kebaikan” yakni mereka berjalan diatas kebaikan dengan terus menerus, maka Allah tidak patut membinasakannya kecuali jika mereka berbuat zhalim dan hujjah Allah telah tegak atasnya. Bisa jadi maknanya adalah bahwa Allah tidak akan membinasakan negeri karena kezhalimannya dahulu, jika mereka bertaubat dan memperbaiki amal perbuatannya, karena Allah memaafkan mereka dan menghapus kezhaliman mereka yang telah lalu.📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid NabawiMakna kata بِظُلۡمٖ bizhulmin menyiksa mereka dengan zalim tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat. Makna ayat Firman-Nya وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهۡلِكَ ٱلۡقُرَىٰ بِظُلۡمٖ وَأَهۡلُهَا مُصۡلِحُونَ Tidak mungkin Rabbmu—wahai Rasulullah—memusnahkan suatu kaum dengan zalim, padahal mereka adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Namun, Dia menhancurkan mereka karena kezaliman mereka terhadap diri mereka sendiri, dengan berbuat syirik, mendustakan utusan-utusan-Nya, dan maksiat. Isi dari ayat ini, menjelaskan ketetapan Allah dalam menghancurkan umat-umat terdahulu, di antaranya yang telah dikisahkan di dalam surat ini. Pelajaran dari ayat • Selama penduduk suatu negeri adalah orang-orang saleh, mereka akan aman dari segala mara dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Hud ayat 117 Dia tidak berbuat zalim kepada mereka. Oleh karena itu, Allah tidak akan membinasakan mereka kecuali apabila mereka berbuat zalim dan telah tegak hujjah kepada mereka. Maksud ayat ini bisa juga bahwa Allah tidak akan membinasakan neger-negeri karena kezaliman mereka yang dahulu apabila mereka telah rujuk dan memperbaiki amal mereka, karena Allah akan memaafkan mereka, dan menghapuskan kezaliman mereka yang telah lalu.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Hud Ayat 117Dan sekali-kali tuhanmu yang membimbing dan memberi petunjuk kepada hamba-Nya tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, yakni membinasakan secara total dan menyeluruh, selama penduduknya negeri itu adalah orang-orang yang selalu berbuat kebaikan, baik dalam beragama maupun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Dan jika tuhanmu wahai nabi Muhammad yang membimbing dan memberiimu menghendaki, tentu dia jadikan seluruh manusia menjadi umat yang satu, yakni menganut satu agama, satu keyakinan, atau satu pendapat, tetapi Allah tidak menghendaki demikian, melainkan memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih'sebagai wujud keadilan Allah dalam memberikan pahala dan siksa. Meskipun Allah memberi mereka kebebasan memilih, mereka senantiasa tetap berselisih pendapat tentang kebenaran, lantaran mereka mengikuti hawa dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian beraneka penjabaran dari kalangan pakar tafsir terhadap kandungan dan arti surat Hud ayat 117 arab-latin dan artinya, moga-moga membawa faidah untuk kita bersama. Dukung dakwah kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan Yang Sering Dilihat Nikmati ratusan topik yang sering dilihat, seperti surat/ayat Do’a Setelah Adzan, Al-A’la, Seribu Dinar, Al-Kafirun, Yusuf 28, Al-Fatihah. Juga Al-Hujurat 13, Al-Isra 32, Al-Falaq, Adh-Dhuha, An-Naba, Al-Qadr. Do’a Setelah AdzanAl-A’laSeribu DinarAl-KafirunYusuf 28Al-FatihahAl-Hujurat 13Al-Isra 32Al-FalaqAdh-DhuhaAn-NabaAl-Qadr Pencarian al muluk, surat al hajj ayat 27 beserta artinya, surat wal asri latin dan artinya, latin surat al maidah ayat 2, surat al falag Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah Ayat 5, yaitu firman Allah ta’ala, “Ingatlah, sesungguhnya orang munafik itu memalingkan dada mereka untuk menyembunyikan diri daripadanya Muhammad . Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya dengan kain, Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka lahirkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.” Huud 5 Sebab Turunnya Ayat Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman-Nya, “Ingatlah, sesungguhnya orang munafik itu memalingkan dada mereka untuk menyembunyikan diri daripadanya Muhammad…” katanya, “Dahulu ada sebagian orang yang malu membuang hajat karena kemaluannya akan terlihat langit dan malu menggauli istri karena kemaluannya akan terlihat langit, maka turunlah ayat ini tentang mereka.” 242 Ibnu Jarir dan lain-lain meriwayatkan dari Abdullah bin Syaddad, katanya, “Dahulu seseorang apabila berpapasan dengan Nabi saw., memiringkan tubuhnya dan menyelimutkan pakaiannya agar tidak terlihat beliau. Maka turunlah ayat ini.” 243 Ayat 8, yaitu firman Allah ta’ala, “Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai kepada suatu waktu yang ditentukan. niscaya mereka akan berkata “Apakah yang menghalanginya?” lngatlah, diwaktu azab itu datang kepada mereka tidaklah dapat dipalingkan dari mereka dan mereka diliputi oleh azab yang dahulunya mereka selalu memperolok-olokkannya.” Huud 8 Sebab Turunnya Ayat Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Qatadah bahwa ketika turun firman-Nya, “Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka,…” al-Anbiyaa 1, “beberapa orang mengatakan, “Kiamat sudah dekat karena itu hentikan perbuatan jahat kalian!” Maka mereka sedikit menjauhi kekejian mereka. Kemudian mereka kembali melakukan makar kejahatan. Maka Allah menurunkan firman-Nya, “Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai kepada suatu waktu yang ditentukan,…” Ibnu Jarir meriwayatkan hal serupa dari Ibnu Juraij. 244 Ayat 114, yaitu firman Allah ta’ala, “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang pagi dan petang dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” Huud 114 Sebab Turunnya Ayat Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa seorang laki-laki terlanjur mencium seorang wanita, lalu ia mendatangi Nabi saw. dan memberi tahu beliau. Maka Allah menurunkan firman-Nya, “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang pagi dan petang dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” Laki-laki itu pun berkata, “Apakah ayat ini untukku?” Beliau menjawab, “Untuk semua umatku.” 245 At-Tirmidzi dan lain-lain meriwayatkan dari Abul Yasr, katanya, “Seorang wanita datang kepadaku hendak membeli kurma. Aku berkata padanya, Di dalam rumah ada yang lebih bagus mulutnya.’ Maka ia masuk bersamaku, lalu aku mendekatinya dan menciumnya. Kemudian akau menghadap Rasulullah dan memberi tahu beliau. Beliau pun bersabda, Beginikah caramu memperlakukan keluarga seseorang yang sedang pergi berperang di jalan Allah?’ Lama beliau merenung hingga Allah menurunkan wahyu kepadanya, ”Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang pagi dan petang dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.”” 246 Hal senada diriwayatkan pula dari Abu Umaamah, Mu’adz bin Jabal, Ibnu Abbas, Buraidah, dan lain-lain. Saya sebutkan semua hadits mereka dalam Turjumaanul Qur’aan. 247 241. Ibnu Katsir 2/572 mengatakan bahwa ia surah Makkiyyah. Dalam hadits Sahl bin Sa’ad, ia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Kepalaku beruban gara-gara surah Hud dan saudara-saudaranya al-Waaqi’ah, al-Haaqqah, dan Idzasy Syamsu Kuwwirat.” Hadits ini hasan dengan hadits-hadits lain yang menguatkannya, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi 3293 dalam at-Tafsiir. 242. Shahih. Al-Bukhari 4681 dalam at-Tafsiir, dan Ibnu Katsir 2/574. 243. Kata al-Qurthubi 4/349, “Ayat ini turun tentang al-Akhnas bin Syuraiq, seorang laki-laki yang pandai bicara. Ia mengatakan hal-hal yang menyenangkan kepada Rasulullah tapi hatinya menyembunyikan kejahatan. Ada yang mengatakan bahwa ayat ini turun tentang orang-orang munafik.” 244. Disebutkan oleh as-Suyuthi 3/349 dalam ad-Durrul Mantsuur. 245. Shahih, muttafaq alaih. Al-Bukhari 526 dalam Mawaaqiitush Shalaah dan Muslim 2763 dalam at-Taubah. 246. At-Tirmidzi 3115 dalam at-Tafsiir. Dan lihat Ibnu Katsir 4/606-607. 247. Lihat Fathul Baari 8/206-208, an-Nasa’i 268 dalam at-Tafsiir, dan Ahmad 1/245 dalam al-Musnad. Sumber Diadaptasi dari Jalaluddin As-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul, atau Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, terj. Tim Abdul Hayyie Gema Insani, hlm. 312-314. Post Views 1,883 Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara lalim dengan sesuka-Nya terhadap negeri-negeri tersebut sedangkan penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan orang-orang yang beriman. Bukan merupakan suatu ketentuan dan keadilan Allah di alam ini, untuk menganiaya penduduk suatu negeri dengan membinasakan mereka, padahal mereka berpegang teguh pada kebenaran dan melaksanakan segala kebaikan secara konsisten serta mengerjakan segala yang membawa kemaslahatan bagi diri mereka dan orang lain. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021331 Link sumber Dia tidak berbuat zalim kepada mereka. Oleh karena itu, Allah tidak akan membinasakan mereka kecuali apabila mereka berbuat zalim dan telah tegak hujjah kepada mereka. Maksud ayat ini bisa juga bahwa Allah tidak akan membinasakan neger-negeri karena kezaliman mereka yang dahulu apabila mereka telah rujuk dan memperbaiki amal mereka, karena Allah akan memaafkan mereka, dan menghapuskan kezaliman mereka yang telah lalu.

asbabun nuzul surat hud ayat 117 119